Investasi Jelang Jokowi Lengser Tembus Rp 431,5 Triliun


Jakarta - Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) melaporkan realisasi investasi pada triwulan III 2024 mencapai Rp 431,5 triliun. Angka ini meningkat 15,3% secara tahunan (year-on-year/YoY) dan 0,72% secara kuartalan (Quartal-on-Quartal/QoQ).
 
Hal ini disampaikan oleh Menteri Investasi/Kepala BKPM Rosan Roeslani, dalam acara Konferensi Pers Realisasi Investasi Triwulan III 2024 dan 10 Tahun Capaian Investasi di Era Presiden Jokowi.
 
"Realisasi investasi pada triwulan III mencapai 431,5 triliun yang di mana ini adalah pencapaian peningkatan sebesar 15,3% YoY," kata Rosan, di Kantor Kementerian Investasi/BKPM, Jakarta Selatan, Selasa (15/10/2024).
 
Salah satu hal yang paling disorotinya ialah kontribusi investasi tersebut terhadap penyerapan tenaga kerja. Tercatat penyerapan tenaga kerja di Indonesia mencapai 650.172 orang.
 
"Tenaga kerja selalu menjadi apa salah satu parameter kita dalam kita meningkatkan investasi yang ada di Indonesia," ujarnya.
 
Lebih lanjut, Rosan merinci bahwa realisasi investasi ini di Pulau Jawa mengambil porsi 49,30% atau sebesar Rp 212,70 triliun, dan di luar Pulau Jawa mengambil porsi 50,70% atau sebesar Rp 218,78 triliun.
 
"Secara average ini peningkatannya juga di Jawa 15,9% dan kalau yang luar Jawa ini 14,6%," imbuhnya.
 
Sementara dari sisi penanaman modal asing (PMA), pada triwulan III tercatat mengambil porsi 53,92% dari keseluruhan realisasi investasi atau mencapai Rp 232,65 triliun. Sedangkan di sisi penanaman modal dalam negeri (PMDN) tercatat mencapai 46,09% atau sebesar Rp 198,83 triliun.
 
"Memang penanaman modal asing ini peningkatannya justru lebih signifikan dibandingkan tahun sebelumnya adalah 18,5%. Sedangkan untuk PMDN peningkatannya juga 11,6%," kata dia.
 
Secara lebih rinci, Rosan menjabarkan sektor yang memperoleh investasi paling besar baik dari PMA maupun PMDN. Pertama ada sektor transportasi, gudang dan telekomunikasi mencakup 13,45% atau sebesar Rp 58,04 triliun. Berikutnya ada sektor industri logam dasar, barang logam bukan mesin, dan peralatannya ini mengambil porsi dari realisasi sebesar 12,9% atau Rp 55,9 triliun.
 
Lalu di posisi ketiga, ada sektor pertambangan 10,34% dengan kontribusinya Rp 44,64 triliun. Keempat ada industri kimia dan farmasi dengan kontribusi 7,3% atau Rp 31,6 triliun. Lalu yang kelima industri makanan Rp 31,3 triliun atau 7,26%.
 
 
Sumber : Detik

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel